Halo, Teman Farida!
Pada hari Jum'at, tepatnya tanggal 18 Mei 2018. Saya berkesempatan mengikuti nobar film 212 The Power of Love bersama rekan blogger Gandjel Rel Semarang di Cinemaxx Java Super Mall Semarang. Biasanya kalau mau menonton film pastinya saya harus menonton trailer filmnya terlebih dahulu. Tapi kali ini berbeda karena saya sama sekali tidak menonton trailer filmnya terlebih dahulu sebelum menonton filmnya. Kenapa demikian? Biar saya makin penasaran dong tentunya dengan film yang akan saya tonton.
Prediksi saya setelah tahu judul film ini yaitu 212 The Power of Love adalah bahwa saya yakin kalau film ini ada kaitannya dengan Aksi Damai 212 di Monas Jakarta. Dan dugaan saya benar, ternyata film ini kaitannya dengan Aksi Damai 212 dan Aksi Damai 212 yang menginspirasi munculnya film 212 The Power of Love ini.
Judul : 212 The Power of LoveNama Pemain : Fauzi Baadila Berperan Sebagai Rachmat dan Meyda Sefira Berperan Sebagai YasnaTanggal Tayang : 9 Mei 2018
Film 212 The Power of Love disutradarai oleh Jastis Arimba. Film 212 The Power of Love diproduksi oleh WARNA Pictures Film Indonesia dan dirilis pada tanggal 9 Mei 2018. Film yang bergenre religi ini berdurasi 1 jam 50 menit. Film ini dibintangi oleh Fauzi Baadila sebagai Rahmat dan Meyda Sefira sebagai Yasna.
Rahmat : "Yasna, kamu tahu orang-orang yang penting dalam hidup kita?"Yasna : "Orang kayak apa kang?"Rahmat : "Orang-orang yang bisa bikin kita ketawa, orang-orang yang peduli dan membantu di saat kita sedang benar-benar butuh."
Itu salah satu dialog pada adegan film 212 The Power of Love yang saya suka. Percakapan antara Rahmat & Yasna. Lalu film 212 The Power of Love ini ceritanya gimana sih? Apa iya hanya tentang Aksi Damai 212 atau bagaimana? Ah, ya tentu saja film ini bukan hanya tentang Aksi Damai 212 saja namun juga tentang kehidupan Seorang ayah dan anaknya yang bernama Rahmat.
Rahmat adalah jurnalis yang dulunya menempuh pendidikan kuliahnya di Harvard University. Kedekatan antara ayah dan anak laki-laki disampaikan di dalam ini dalam kehidupan Rahmat dan ayahnya. Bagaimana Rahmat yang keras kepala dan ayahnya yang bersikap keras tapi dalam lubuk hati sangat menyayangi Rahmat.
Bukan hanya itu saja, film ini juga bercerita tentang keluarga, agama dan cinta. Ternyata cinta itu luas sekali maknanya. Saya kira cinta itu hanya cinta pada pasangan hidup saja. Ternyata cinta itu ada dimana-mana. Misalnya cinta Kepada Sang Pencipta, cinta kepada orang tua, dan cinta pada keluarga. Ada banyak sekali pesan yang saya dapatkan setelah menonton film ini. Salah satunya tentang bagaimana berbakti kepada kedua orang tua dan bagaimana cara mendidik anak yang benar.
Saya makin trenyuh saat detik-detik dimulainya Aksi Damai 212 di Monas Jakarta. Hal itu membuat saya terharu dan seketika mengeluarkan air mata. Betapa damainya Aksi Damai 212 itu dan ketika ada orang lewat yang ingin melangsungkan pernikahan di Gereja, para umat Islam yang ikut Aksi Damai 212 mempersilahkan dan memberi jalan serta memberikan ucapan selamat kepada yang akan melangsungkan pernikahan di Gereja tersebut. Sungguh damai dan sikap toleransi memang terbukti adanya.
Film ini mengambil lokasi di Ciamis dan Jakarta. Walaupun film ini bukan film bergenre komedi tapi ada beberapa bagian yang memang lucu dan bikin ketawa tapi tidak banyak. Di film ini ada juga penampilan salah satu penulis Indonesia favorit saya yaitu Mbak Asma Nadia. Buat para penggemar Mbak Asma Nadia wajib deh ya nonton film ini. Di film ini juga saya sedikit tahu tentang dunia jurnalis. Setelah nonton film ini sobat juga pasti akan makin sayang dengan Ayah sobat. Jadi, apakah kalian sudah menonton film 212 The Power of Love?
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog Siti Faridah dan meninggalkan komentar 🤩